Lepas K-Pop Kini Gangnam
Mengapakah begitu mudah masyarakat terutama para remaja ditembusi oleh budaya-budaya asing dan tidak kurang pula yang terus mengambil budaya asing ini tanpa memerhatikan samada ia bersesuaian dengan cara hidup sebagai seorang Islam. Jawapan daripada persoalan ini adalah, apabila pemikiran seseorang itu tidak diisi dengan satu pandangan hidup yang jelas, maka ia mudah tertarik dan terpengaruh dengan budaya luar yang hanya mementingkan keseronokan yang lahir daripada naluri manusia.
Apabila membicarakan tentang pengaruh atau budaya asing yang mempengaruhi masyarakat, kita tidak boleh lari dari membicarakan peradaban yang wujud di tengah-tengah masyarakat itu sendiri. Peradaban ini dibentuk oleh pemikiran tertentu yang akan membentuk pola tindakan dan pola berfikir seseorang atau sesuatu masyarakat sekaligus akan membentuk cara hidup atau budaya sesuatu masyarakat.
Islam sebagai satu cara hidup yang lengkap dan merangkumi seluruh aspek kehidupan telah memberi panduan yang cukup, bermula daripada aturan semasa makan sehinggalah kepada setiap sistem yang mengatur kehidupan bermasyarakat seperti tatacara berpolitik, perundangan, ekonomi, sosial, dasar luar negara yang mana segala-galanya telah lengkap diatur dan ditunjukkan oleh Rasullah dan para sahabat bertunjangkan perintah dan larangan Allah SWT yang terkandung di dalam Al Quran, As Sunnah, ijmak sahabat dan qias sebagai panduan sehingga kita tidak perlu merujuk atau terpengaruh dan hanyut dengan budaya asing yang mempunyai agenda tertentu di sebalik penerbitannya sehingga kita harus menolak dan tidak perlu terikut-ikut dengannya. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Kaafirun (QS 109)
Katakanlah : “Hai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan menyembah Illah yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Illah yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku.
Didalam Tafsir Ibnu Katsir bagi ayat “Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah” Maksudnya dan aku tidak akan pernah menyembah sembahan kalian. Artinya, aku tidak akan menempuh jalan kalian dan tidak juga mengikutinya. Tetapi aku akan sentiasa beribadat kepada Allah dengan cara yang disukai-Nya dan diredhai. Seterusnya “dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Illah yang aku sembah” Maksudnya kalian tidak akan mengikuti perintah-perintah Allah dan syariat-Nya dalam menyembah-Nya, tetapi kalian telah memilih sesuatu dari diri kalian sendiri.
Tidak ada jalan yang mengantarakan kita dengan Allah kecuali apa yang dibawa oleh Rasulluah SAW dan jika ada selainnya yang bertentangan dengannya maka ia adalah batil dan tertolak.
Rujukan : Kosmo 2/9/2012