Mengapakah Musuh-musuh Islam Takutkan Ramadhan?

Pada akhir Januari 2024 yang lalu, Roi Kayes, wartawan Radio dan Televisyen Corporation dari entiti Yahudi, mengatakan: “Mesir menyarankan kami untuk melakukan gencatan senjata di Gaza sebelum bulan Ramadhan, agar situasi di wilayah tersebut tidak meletus”.

Pada akhir Februari lalu, Presiden AS, Biden menyatakan bahawa “(Israel) akan menghentikan perang selama bulan Ramadhan dalam kerangka perjanjian gencatan senjata”.

Lebih lima bulan telah berlalu sejak pembantaian yang mengerikan dan penghancuran sistematik yang terus-menerus dalam usaha untuk mengubah Semenanjung Gaza menjadi padang jarak padang terkukur dan membuat penduduknya terusir, serta menghapusnya dari peta. Kemudian, menjelang bulan suci Ramadhan, tiba-tiba para Fir’aun khuatir akan berlaku perkara-perkara yang tidak dapat mereka kawal. Mengapa? Hal ini kerana bulan ini tidak seperti bulan-bulan lainnya, bulan Ramadhan adalah:

﴿شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ﴾

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeza (antara yang hak dan yang batil).” (TMQ Al-Baqarah [2] : 185).

Bulan yang di dalamnya nilai kerohanian kaum Muslim berlipat ganda, yang membuat mereka lebih dekat dengan Tuhannya, lebih mendambakan syurga dan kenikmatannya, dan lebih banyak menelaah sirah (biografi) Nabinya (saw), biografi para sahabat dan Khulafā’ ar-Rasyidīn (para khalifah yang mendapat petunjuk) radhiyallahu ‘anhum (semoga Allah meredhai mereka). Bulan yang di dalamnya, mereka akan lebih mengingati kepahlawanan, penaklukan, dan kemenangan yang sudah diraih para Mujahid, iaitu mereka yang Allah (swt) gambarkan dengan firman-Nya:

﴿لاَ يُصِيبُهُمْ ظَمَأٌ وَلاَ نَصَبٌ وَلاَ مَخْمَصَةٌ فِي سَبِيلِ اللهِ وَلاَ يَطَؤُونَ مَوْطِئاً يَغِيظُ الْكُفَّارَ وَلاَ يَنَالُونَ مِنْ عَدُوٍّ نَّيْلاً إِلاَّ كُتِبَ لَهُم بِهِ عَمَلٌ صَالِحٌ إِنَّ اللهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ * وَلاَ يُنفِقُونَ نَفَقَةً صَغِيرَةً وَلاَ كَبِيرَةً وَلاَ يَقْطَعُونَ وَادِياً إِلاَّ كُتِبَ لَهُمْ لِيَجْزِيَهُمُ اللهُ أَحْسَنَ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ﴾

Mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal soleh. Sesungguhnya Allah tidak mensia-siakan pahala orang-orang yang berbuat baik, dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal soleh pula) kerana Allah akan memberi balasan kepada mereka yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan” [TMQ At-Taubah (9) : 120-121].

Dan mereka yang kuda-kudanya melintasi lembah dan gurun, mendaki gunung, dan menuruni lembah, iaitu kuda-kuda perang yang berlari kencang, kuda-kuda yang memercikkan bunga api (akibat pukulan kuku kakinya), dan kuda-kuda yang menyerang (dengan tiba-tiba) pada waktu pagi, yang menerbangkan debu, lalu menyerbu ke tengah-tengah kerumunan musuh, berjihad di jalan Allah, sebagaimana firman-Nya

﴿فِي سَبِيلِ اللهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيّاً وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيراً﴾

Berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik lelaki, wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri penduduknya yang zalim ini dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!’” [TMQ An-Nisa’ (4) : 75].

Sehingga Allah (swt) menolong dan memenangkan mereka. Allah SWT berfirman:

﴿وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللهِ هِيَ الْعُلْيَا﴾

Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan kalimat (firman) Allah itulah yang tinggi.” [TMQ An-Nisa’ (4) : 75].

Bulan Ramadhan adalah bulan yang menyaksikan sejumlah kemenangan terbesar yang dianugerahkan Allah SWT kepada umat Islam, sejak peperangan pertama dalam sejarah Islam hingga saat ini:

Di bulan Ramadhan terdapat kemenangan ketenteraan yang pertama, iaitu pada Perang Badar al-Kubra, pada tahun kedua Hijrah, di mana Allah (swt) dalam peperangan ini memberikan kemenangan kepada orang-orang beriman yang jumlahnya sedikit atas orang-orang musyrik yang jumlahnya jauh lebih banyak.

﴿يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ﴾

Pada hari Furqān, iaitu pada hari bertemunya dua pasukan.” [TMQ Al-Anfal [8] : 41).

Di bulan Ramadhan, terjadi Penaklukan Mekah, pada tahun ke-lapan Hijrah, pada hari itu Nabi Muhammad SAW menghancurkan berhala-berhala Kaabah, juga menumbangkan sebuah negara yang menjadi pusat kesyirikan yang telah memerangi Islam sejak kelahirannya dan mencegah orang-orang Arab memeluk Islam. Justeru, negara itu tidak akan dapat bangkit kembali, setelah semua orang Arab secara berbondong-bondang memeluk Islam sehinggalah jazirah Arab menjadi sebuah negara yang berlandaskan Islam dan setia kepada Nabi (saw).

Di bulan Ramadhan, terjadi juga Peperangan Al-Qadisiyah, pada tahun kelima belas Hijrah yang dipimpin oleh sahabat Rasulullah (saw),  Sa’ad bin Abi Waqqas radhiyallahu ‘anhu. Pertempuran ini adalah pertempuran penentuan yang dipersiapkan untuk mengalahkan kerajaan Majusi, sehingga negara Parsi dan rakyatnya masuk ke negara Islam.

Di bulan Ramadhan, turut terjadi Penaklukan Andalusia, pada tahun 92 Hijrah di bawah kepemimpinan seorang panglima Tariq bin Ziyad, di mana sejarah telah mencatat kehormatan penyebaran Islam ke Eropah setelah Islam tersebar antara benua Asia dan Afrika.

Di bulan Ramadhan, terjadi Peperangan Zallaqah di Andalusia di bawah kepemimpinan seorang Mujahid Yusuf bin Tasyafin, pada tahun 479 Hijrah. Pertempuran tersebut, yang terjadi pada zaman Andalusia, merupakan salah satu daripada sejumlah serangan Kerajaan Perancis dan menunda kejatuhannya selama lebih daripada dua abad.

Di bulan Ramadhan, terjadi Peperangan Hittin, pada tahun 584 Hijriyah, di bawah kepemimpinan Sultan An-Nashir Salahuddin, di mana Tentara Salib dihancurkan, dan mengakibatkan pembebasan Baitul Maqdis setelah penjajahannya selama hampir sembilan puluh tahun.

Di bulan Ramadhan, terjadi Peperangan Ain Jalut yang dipimpin oleh Sultan Mamluk Al-Muzaffar Qutuz, pada tahun 685 Hijrah, pertempuran yang menghancurkan tentara Mongol yang telah menimbulkan kekacauan seluruh negara dengan pembunuhan, ketidaktenteraman, membunuh jutaan orang, menghancurkan kota-kota, meruntuhkan Khilafah kaum Muslimin di Baghdad, dan membunuh khalifah. Oleh kerana itu, Allah (swt) mengazab mereka dengan tangan para mujahid Mamluk, memalukan mereka, memberikan kemenangan atas mereka, dan membayar balik semua kejahatan yang mereka lakukan terhadap orang-orang yang beriman. Pertempuran ini membuka jalan bagi al-Zahir Baibars, penerus Qutuz, untuk menghidupkan kembali Khilafah di Kaherah setelah tiga tahun kejatuhan Khilafah di Baghdad. Hal ini juga membuka jalan bagi pengusiran sisa-sisa Tentara Salib di bumi Syam melalui tangan Baibars, al-Nashir Qalawun, dan al-Asyraf Khalil.

Kemudian, di zaman moden ini, kita tidak akan melupakan Perang Ramadhan tahun 1973 hampir merupakan satu-satunya kemenangan ketenteraan yang diraih oleh tentara Duwal ath-Thauq (Negara-Negara Pengepung) atas entiti Yahudi, kerana mereka mampu mengalahkan tentara entiti tersebut, mereka melintasi Terusan Suez dan menghancurkan mitos “tentara yang tak terkalahkan”, sama seperti ketika mitos ini dihancurkan lagi pada bulan Oktober 2023 melalui Operasi Banjir Al-Aqsa (Operation Al-Aqsa Flood).

Bulan Ramadhan juga adalah bulan di mana rakyat Palestin yang terjajah berkumpul untuk solat di Masjid Al-Aqsa, sehingga Masjid al-Aqsa dipenuhi dengan ratusan ribu jemaah yang akan mendirikan solat, untuk meningkatkan pahala dan merancang aktiviti siyasah demi melawan entiti Yahudi, kaum penjajah di tanah yang diberkahi.

Oleh kerana semua fakta-fakta ini dialami, diketahui, dan dibaca oleh musuh-musuh Islam, maka ia memperingatkan mereka apabila datangnya Ramadhan, mereka takut dan membencinya, serta berhati-hati apabila tiba waktu kedatangannya. Para penzalim dari Barat dan Fir’aun Rumah Putih telah mengingatkan kepada ketua pemerintah musuh yang dilaknati itu (entiti Yahudi) supaya menghentikan perangnya di Gaza sebelum tiba bulan yang penuh berkah, sebelum masalah menjadi tidak terkawal dan khuatir akan terjadi perkara yang tidak diingini.

Di sisi lain, adakah mungkin bulan yang penuh berkah ini bakal menjadi titik awal kebangkitan bagi umat ini, khususnya para pemegang kekuatan dan pengaruh, untuk mengubah keseimbangan dan kepemimpinan masyarakat dan para Mujahid daripada kalangan umat ini, demi membinasakan persekutuan syaitan-syaitan Barat dan para penggila takhta serta entiti Yahudi.  Umat ini akan memusnahkan semua yang mereka banggakan selama ini, agar umat boleh mendapatkan kembali kekuasaannya yang telah dirampas, mengembalikan kedaulatan syariah atas negerinya, melanjutkan kehidupan Islam-nya, serta keluar daripada keadaan terhina dan nista yang telah berlangsung lama dan terus berlangsung dari semasa ke semasa?

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu untuk menjadikan kami layak atas kemenangan dan kemulian yang besar ini, serta membantu kami memenuhi keperluan kemenangan yang Engkau janjikan. Engkaulah Yang Maha Perkasa, Penolong, dan Pembalas, maka muliakanlah kami, berilah kami kemenangan, perbaiki kekalahan kami, dan balaslah dendam kami pada musuh-musuh yang telah menyeksa hamba-hamba-Mu dengan siksaan yang paling buruk. [ Ahmad al-Qashash]

Sumber: alraiah.net, 6/3/2024.