Rombongan besar Obama ke Saudi menunjukkan apa?

Gambar UG 300115 2Kedatangan delegasi besar Obama dengan 30 elit politik Amerika Syarikat yang disambut para elit Saudi menunjukkan pentingnya hubungan antara dua negara. Kunjungan Presiden AS itu dengan delegasi atasan Amerika ke Riyadh tidak hanya menunjukkan suatu protokol yang perlu dilanjutkan dari satu raja ke raja yang lain, malah jauh lebih dari itu.

Sebagaimana yang dilaporkan  web english.alarabiya.net (27/01), Obama hadir bersama rombongan yang besar, terdiri dari 30 elit politik Amerika. Sebahagian besar dari mereka mewakili kebijakan luar negeri dan birokrasi keamanan nasional Washington dari dua dekad terakhir.

Ikut serta dalam rombongan presiden negara penjajah itu adalah seteru politiknya dari Parti Republikan sejak tahun 2008, Senator John McCain dari Arizona dan beberapa orang veteran pemerintahan dari partai Republikan, termasuk dua orang mantan Menteri Luar , James A. Baker III dan Condoleezza Rice serta dua orang mantan penasihat Keamanan Nasional, Brent Scowcroft dan Stephen J. Hadley.

Juga ikut mengiringi Obama di Riyadh adalah tokoh senior White House, termasuk Menteri Luar Negeri John Kerry; John O. Brennan, Pengarah CIA dan Jenderal Lloyd Austin J. III, Ketua Komando Pusat AS. Beberapa anggota Kongres dari parti Demokrat juga adalah sebahagian dari delegasi tersebut yakni Senator Mark Warner dari Virginia dan Perwakilan dari California, Nancy Pelosi dan Ami Bera dan Eliot Engel L. serta Joseph Crowley dari New York. Orang yang paling penting mungkin adalah mantan Menteri Luar Negeri Jim Baker yang sangat dihormati oleh Saudi.

Hal ini menunjukkan hubungan saling menghormati dengan semua kemegahan yang merupakan indikasi penting betapa rapatnya hubungan kedua negara, ditambah dengan keseriusan mereka tatkala berada dalam majlis di samping suasana yang begitu ramah, yang menggambarkan hubungan AS-Saudi yang cukup strategis.

Komposisi dari rombongan itu adalah bipartisan dan menampilkan politik “royalti” Amerika yang telah (atau sedang bekerja) dengan Arab Saudi dalam sektor-sektor utama selama bertahun-tahun dengan Raja Abdullah.

Apa yang harus juga diperhatikan adalah bahawa mereka yang menerima delegasi Amerika adalah orang-orang yang berkuasa pada monarki Saudi saat ini: Raja Salman bin Abdul Aziz, Putera Mahkota (Pangeran Muqrin bin Abdul Aziz al-Saud), Wakil Pertama (Pangeran Mohammed bin Naif bin Abdul Aziz), Wakil Putera Mahkota, Wakil Kedua, Perdana Menteri, Menteri Dalam Negeri; Pangeran Turki bin Abdullah bin Abdul Aziz, Gabenor Wilayah Riyadh, Presiden Protokol Kerajaan (Mohammed bin Abdul Rahman al-Tubaishi), Duta Besar Saudi untuk AS (Adel bin Ahmed al-Jubeir) serta para bangsawan dan pegawai al-Saud lainnya.

Begitulah intimnya hubungan antara AS-Saudi dan AS tidak menunggu lama setelah kematian Raja Abdullah, untuk terus datang berjumpa Raja Salman, raja Saudi yang baru.

Sungguh, ini merupakan permulaan yang penuh erti dan penuh agenda bagi raja Saudi yang baru dan merupakan luka yang berterusan ke atas umat Islam menyaksikan pemimpin mereka bersalaman dengan musuh Allah, musuh RasulNya dan musuh kaum Mukmin.

Sungguh, dunia ini akan dipenuhi dengan pengkhianatan demi pengkhianatan selagi belum muncul seorang Khalifah yang akan memerintah dengan Kitabullah dan Sunnah RasulNya. Dan sungguh, kemunculan Khalifah tersebut sudah tidak lama, dengan izin Allah.